Tulisan
di Mana Jiwamu?

Jika memang jiwa
itu ada, meskipun tak nampak oleh mata di mana letak keberadaannya. Namun, ada
saja yang membuat kita bertanya akan keberadaan jiwa itu. Seperti halnya
mempertanyakan ”Pernahkah kita menyentuh jiwa? Ataukah melihat darah keluar
dari jiwa? Di manakah jiwa itu berada?”. Semua pertanyaan-pertanyaan hanya
berdasarkan pertanyaan yang muncul ketika mempertanyakan keberadaan tubuh atau
fisik, tentu saja bisa dijawab berdasarkan pengalaman masing-masing. Kembali ke
jiwa, penuh misteri namun diakui keberadaannya. Keberadaan jiwa di dalam
pikiran manusialah yang membuat jiwa itu ada. Lebih tepatnya pengalaman
manusialah yang membuat jiwa itu ada. Keberadaan jiwa akhirnya dibuat
seakan-akan nampak dengan melihat tingkah laku manusia. Dibuatkalah istilah
pada setiap aktifitas jiwa itu, kemudian dibuatlah dia betul-betul nyata dan
akhirnya dibuatlah jiwa memiliki batas dalam istilah.
Segala bentuk
istilah muncul, terkadang ada istilah yang sama ketika dilakukan namun beda
dalam istilah tergantung siapa duluan yang menentukan istilah tersebut.
Berlomba-lombalah manusia melakukan penelitian demi melanggengkan istilah yang
dia temukan dalam sebuah karya tulisan dikemas dengan seilmiah dan seobjektif
mungkin. Akhirnya, tersebarlah dia diseluruh penjuru dunia dan dibuatlah
menjadi istilah yang paten. Apakah jiwa ini setuju dengan batasan label yang
diberikan kepadanya? Ataukah manusia membuatnya setuju agar jiwa diakui
keberadaannya? Tentu saja hanya jiwa yang bisa menjawab pertanyaan ini, dan
lagi-lagi manusia dengan rasa penasarannya hanya mengekspresikannya dalam
sebuah penamaan akan beberapa aktifitas jiwa.
Jiwa ini masihlah
menjadi sebuah misteri, dan telah hadir sejak tubuh manusia terbetuk sempurna
dan masih dalam gelapnya berada dalam Ibu, jiwa jugalah yang tetap hadir ketika
tubuh manusia kelelahan dan mencapai batasnya, kemudian berpisahlah dia dengan
tubuhnya dan kembali menjadi jiwa seutuhnya tanpa badan yang menemani.
Sapalah jiwamu
selagi dia masih bersamamu, berilah ia makan berupa rasa bahagia, tenangkanlah
ia ketika merasa sedih dan ajaklah dia mengenal dunia lebih jauh. Salam Jiwa :)
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.