
Bunuh diri bukan lagi hal tabu di telinga masyarakat.
Angka kematian akibat bunuh diri semakin meresahkan. Berdasarkan data dari national institute of mental health (NIMH)
jumlah kasus bunuh diri saat ini cenderung meningkat. Di Amerika, kasus bunuh
diri sudah merupakan krisis kesehatan masyarakat. Dalam beberapa kasus, pelaku
tidak mengakui ingin bunuh diri saat komunikasi terakhir dengan terapisnya
(sumber: sains kompas). WHO melaporkan setiap 20 detik seseorang telah
melakukan bunuh diri. Beberapa negara memiliki angka tertinggi dalam kasus
bunuh diri, yang pertama yaitu Lithuania, kemudian diikuti oleh Korea Selatan,
Guyana, Kazakhstan, Slovenia, dan Hungaria. Dari keenam negara tersebut, faktor
utama yang menyebabkan bunuh diri adalah keuangan, tekanan sosial, masalah
keluarga, pengangguran, rasa sakit fisik, dan masih banyak alasan lainnya.
Baru-baru ini kasus bunuh diri kembali terjadi.
Seorang karyawati bunuh diri. Alasannya karena mengalami tekanan yang berat
dari kantornya. Pelaku sempat memaparkan pada suaminya bahwa dia akan
mengajukan surat pengunduran diri pada perusahaannya karena sudah merasa tidak
tahan dengan lingkungan kantor yang ia jalani saat ini.
Penyebab psikologis kadang menjadi faktor utama
seseorang cenderung melakukan bunuh diri, Penyebabnya karena kondisi mental
psikologis yang mengalami gangguan mood
jenis depresi. Penelitian terkini menyebutkan, depresi disebabkan berbagai
faktor yang memengaruhi kondisi neuropsikologis (otak dan perilaku).
Faktor-faktor ini antara lain adalah bawaan dan lingkungan, pola asuh, tekanan,
neurotransmitter jenis adrenalin, dopamine dan serotonin serta
rendahnya kadar zinc dalam darah. Mereka
yang mulai menunjukkan gejala melakukan tindakan bunuh diri, salah satu karena
adrenalin rendah. Kondisi demikian terlihat dari kehilangan motivasi untuk
bergerak, menolak bangun pagi, beraktivitas dan bergaul, bahkan tidak memilki
nafsu untuk makan. Konsep ini diakui sebagai konsep tidak berharga atau tidak
bahagia. Dengan kadar dopamine yang rendah, seseorang kehilangan perasaan
senang dan bahagia, nilai-nilai yang menyenangkan dalam hidupnya nyaris tak
ditemukan (Kasandra, Psikolog. dalam metro sindonews).
Oleh karena itu, pendekatan dari keluarga dan orang
terdekat adalah hal yang seyogyanya dilakukan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan. Individu yang mengalami keterpurukan, membutuhkan uluran bahu
dan pendengar yang setia dari orang-orang terdekatnya, agar mereka merasa bahwa
kehidupan yang dijalaninya saat ini merupakan hal yang sangat berharga. Tugas
kita adalah menciptakan lingkungan yang membuat mereka kembali menyadari
keberadaan mereka di dunia ini, membuatnya tetap merasa dibutuhkan dalam
kehidupan ini.
MARI BERSAMA MERANGKUL DAN MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG
SEHAT MENTAL, KARENA KEHIDUPAN YANG SEHAT DAN BAHAGIA BERASAL DARI MENTAL YANG
SEHAT.
SALAM MENTAL SEHAT.
Penulis: Puji Rahayu
Editor: Syurawasti Muhiddin
Salam Jiwa Sehat!!!
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.