POSYANDU: Salah Satu Upaya untuk Sehat secara Fisik dan Mental

Dalam sebuah artikel dari website resmi BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) yang berjudul “Ibu Muda disarankan Tidak Hamil di bawah Usia 21 Tahun”, dinyatakan bahwa pemerintah telah mengatur usia bagi pasangan laki-laki atau perempuan untuk menikah, yaitu harus di atas 18 tahun. Khusus untuk wanita, diperbolehkan menikah pada usia 18 tahun, namun disarankan untuk tidak hamil sebelum berusia 21 tahun. Ibu yang hamil pada usia terlalu muda dikhawatirkan bayi yang dikandung akan mengalami kurang gizi.

Salah satu penyebab bayi  mengalami kurang gizi (stunting) adalah perawatan masa kehamilan yang kurang bagus dan asupan gizi yang kurang selama kehamilan. Dwi Listya Wardani selaku Deputi Bidang Keluarga Berencana-Kesehatan Reproduksi (KB-KR) BKKBN mengutarakan bahwa sebanyak 30% anak bangsa Indonesia mengalami kesehatan yang tidak optimal dan tidak adanya upaya untuk perbaikan gizi selama proses tumbuh kembang anak. Tentu saja perhatian terhadap gizi anak perlu dikarenakan anak-anaklah yang akan menjadi generasi penerus , yang akan menentukan keberhasilan bangsa ini kedepannya.

Salah satu upaya yang harus dilakukan ibu hamil agar anak yang dilahirkan tidak mengalami stunting adalah melakukan antenatal care (ANC), yaitu pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter selama masa kehamilan. Kegiatan ANC selama kehamilan memiliki tujuan untuk mengoptimalkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil sehingga ibu mampu menghadapi persalinan, nifas, dan persiapan memberikan ASI eksklusif untuk anaknya. Dwi menambahkan bahwa pemeriksaan yang dilakukan ibu hamil minimal 4 kali dalam masa kehamilan dan setelah melahirkan untuk  memberikan ASI  eksklusif.

ANC dapat diakses oleh ibu hamil dan ibu menyusui, serta anak-anak Balita, bahkan Lansia, diantaranya melalui layanan Posyandu (Pos Pelayanan Keluarga Berencana). Kegiatan Posyandu terdiri dari 5 kegiatan utama, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare. Pada tahun 2018 Departemen Kesehatan Indonesia mencatat sebanyak 173.750 posyandu yang aktif tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Di lingkungan tempat tinggal penulis sendiri, disediakan layanan Posyandu setiap bulannya. Setiap sekali dalam sebulan, minimal 3 bidan akan datang untuk memeriksa kesehatan anak, ibu hamil dan lansia. Setiap bulannya anak ditimbang berat badan dan diukur tingginya untuk mengontrol kesehatan anak. Anak yang memiliki berat badan yang tidak sesuai dan masuk dalam kategori kurang gizi (stunting) akan diberikan makanan tambahan dan vitamin atau vaksin secara berkala. Ibu hamil setiap bulannya diperiksa kondisi kandungan, berat badan dan tekanan darahnya agar dapat melahirkan bayi yang sehat. Orang tua yang sudah memasuki umur lansia juga diperiksa kesehatannya dengan pemeriksaan berat badan dan tekanan darah. Mereka juga biasanya diberikan vitamin untuk mengurangi keluhan yang diderita. Selain itu,  posyandu juga mengadakan kegiatan senam untuk lansia.

Posyandu dapat menjadi salah satu alternatif dalam memelihara kesehatan fisik dan mental masyarakat.  Dari segi fisik, bayi, batita, balita, ibu hamil, hingga lansia setiap bulannya memiliki waktu yang terjadwal untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Sebagaimana kita tahu, bahwa kondisi kesehatan fisik kita akan memberikan pengaruh terhadap kondisi mental kita. Apabila kita senantiasa tumbuh sebagai pribadi yang sehat fisiknya, kita akan lebih bisa mengeksplorasi lingkungan kita, lebih bisa melakukan hal-hal yang produktif, yang kemudian akan mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Dari sisi kesehatan mental, posyandu menjadi wadah pertemuan dan pertukaran informasi. Para Lansia dan Ibu-ibu bisa bertemu dengan tetangganya yang mungkin jarang ditemui. Mereka bisa bercengkrama, bercanda, dan tentunya saling berbagi informasi. Bagi ibu hamil dan menyusui, mereka bisa saling berbagi pengalaman menjadi ibu dan membesarkan anak-anak yang mungkin saja dapat menjadi hiburan tersendiri bagi ibu-ibu di tengah rutinitasnya yang mungkin dapat menimbulkan kejenuhan. Para lansia juga bisa bernostalgia dengan teman-temannya, seperti yang terlihat di posyandu lingkungan penulis. Hal inilah yang mungkin menjadi salah satu alasan lansia tidak bosan datang ke posyandu. Apalagi mereka bisa mengecek kesehatan dan mengikuti senam bersama. Perasaan kesepian Lansia bisa dikurangi dengan kegiatan bersama teman-temannya.

Posyandu dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat karena posyandu dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat Indonesia di pedesaan. Dengan mengoptimalkan pelayanan posyandu di berbagai daerah, masyarakat Indonesia dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental, yang dapat mengantarkannya mencapai kesejahteraan (well-being). Mari ke posyandu! Periksakan kondisi kesehatan Anda!

Penulis: Karmila Kahar
Editor: Syurawasti Muhiddin

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.