Artikel
Memiliki Hubungan Persahabatan yang Baik Dapat Memengaruhi Kesejahteraan Seseorang
Keluarga seyoginya menjadi prioritas utama. Namun, menurut dua studi dari Michigan State University, persahabatan yang baik juga sangat penting untuk kesehatan dan kebahagiaan Anda dalam jangka panjang. Kita sedang membahas hubungan persahabatan yang baik. Anda haruslah mencari kualitas, bukan kuantitas, ketika berhubungan dengan sahabat Anda.
Studi pertama menemukan, keluarga dan
teman bisa membuat kita bahagia, tapi persahabatan adalah prediktor
kesejahteraan yang lebih kuat untuk kita di usia lanjut. Selanjutnya studi
kedua menemukan, orang-orang yang memiliki hubungan persahabatan yang buruk dan
membuat mereka merasa stres, melaporkan memiliki lebih banyak penyakit kronis
dibandingkan mereka yang memiliki sahabat sebagai pendukung mereka.
Suatu
istilah yang dapat menjelaskan mengenai kebahagiaan dan kepuasan hidup adalah Subjective well-being (O’Connor, dalam
Lutfiyah, 2017). Menurut Pavot & Diener (dalam Lutfiyah, 2017) subjective well-being merupakan salah
satu prediktor kualitas hidup karena subjective
well-being dapat mempengaruhi keberhasilan individu dalam berbagai domain
kehidupan.
Mereka
yang memiliki kesejahteraan subyektif tinggi, ternyata merasa bahagia dan
senang dengan sahabat dan keluarga. Mereka juga kreatif, optimis, kerja keras,
tidak mudah putus asa, dan tersenyum lebih banyak daripada yang menyebut
dirinya tidak bahagia (Argyle, dalam Rohmad, 2014). Mereka juga akan lebih
mampu mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup dengan
lebih baik, sedangkan mereka yang memiliki subjective
well-being rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang
terjadi sebagai hal yang tidak menyenangkan, sehingga menimbulkan emosi seperti
kecemasan, depresi dan kemarahan (Myers & Diener dalam Rohmad, 2014).
Setiap
individu dalam mencapai subjective
well-being dalam hidupnya tentu tidak terlepas dari dukungan keluarga dan
lingkungan sekitarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Rook (dalam Lutfiyah, 2017)
yang mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan
sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum
dari hubungan interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap
sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan
individu. Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa
lebih mudah.
§ Sahabat
memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang, seperti :
1. Sahabat
tidak pernah menghakimi
Sahabat
sejati tidak pernah menghakimi atau men-judge.
Segala yang buruk pada diri kita akan dikatakan dengan jujur dan baik, sehingga
tidak terkesan asal mengkritik. Apapun yang membuat kita baik dan senang, maka
sahabat akan selalu mendukung serta menghargai. Tak lupa, sahabat akan selalu
membantu dengan tulus.
2. Sahabat
tidak pernah meninggalkan
Dalam keadaan apapun, baik
sedih, kesepian, dan senang, sahabat akan selalu ada bersama kita untuk memberi
dukungan atau ikut bahagia atas apa yang kita capai. Ketika menangis, mereka
akan berusaha membuat kita kembali tertawa.
3. Sahabat
selalu mendengarkan
Seperti
yang sudah disinggung sebelumnya, sahabat juga akan selalu mendengarkan segala
cerita kita. Sahabat memberikan pendapatnya, sehingga kita bisa saling bertukar
ide atau pengalaman untuk mendapatkan solusi terbaik pula dalam masalah
tertentu.
4. Sahabat
selalu memberikan dukungan
Apapun
tujuan terbaik serta membuat kita bahagia, sahabat pasti akan memberi semangat dan
membantu kita untuk mencapai hal baik yang diharapkan.
5. Sahabat
dapat dipercaya
Selain
keluarga, sahabat juga menjadi orang yang mengetahui banyak hal tentang kita.
Ketika berada dalam tahap persahabatan, maka sahabat tidak akan melanggar
kepercayaan kita. Semua ditunjukkan dengan sikap jujur serta tulus.
Hal
yang membuat seseorang merasa cocok dengan orang lain yang menjadi sahabatnya
yaitu adanya ikatan emosional mendalam
dan kepercayaan yang dilibatkan
dalam sebuah persahabatan. Dalam setiap tahap perkembangan, dari anak-anak
hingga dewasa, kehadiran seorang sahabat sangat diperlukan. Namun, fungsi
sahabat pada setiap perkembangan berbeda-beda. Pada masa kanak-kanak,
persahabatan akan lebih mengacu pada berbagi kegembiraan dan bermain bersama.
Sementara pada masa remaja dan dewasa fungsinya lebih dari itu. Sahabat pada
tahap remaja dan dewasa ini akan lebih mengacu pada fungsi sharingberbagai
permasalahan kehidupan yang kompleks.
§
Unsur
– unsur menuju proses terbentuknya persahabatan :
- Kelekatan.
Tentu saja hubungan antar sahabat adalah
hubungan yang sangat lekat. Persahabatan tercipta dikarenakan setiap orang
membutuhkan kenyamanan emosional dengan orang lain.
- Kedekatan fisik.
Sahabat adalah orang yang selalu ada di
sekitar kita, terutama pada saat kita butuhkan. Saat ini kedekatan fisik tak
selalu jadi ukuran, mengingat jaringan komunikasi yang sudah sedemikian
canggih, sehingga orang bisa saja terhubung setiap saat tanpa harus bertemu
atau bertatap muka.
- Adanya kesamaan.
Baik memiliki kesamaan hobi ataupun
minat, namun yang utama adalah kesamaan prinsip dan pola pikir.
- Adanya kepercayaan
satu sama lain.
Unsur inilah yang membuat seseorang bisa
berbagi apapun dengan sahabatnya.
Bagaimana
pun, menjalin persahabatan dengan seseorang memang tidaklah mudah, karena tetap
membutuhkan waktu untuk saling memahami satu sama lain. Namun ada beberapa
orang hanya beberapa kali bertemu dan berinteraksi sudah merasa dekat satu sama
lain. Jadi tergantung chemistry-nya
yang dimiliki seseorang dengan orang lain, sebab persahabatan adalah hubungan
timbal balik yang memberikan kenyaman satu sama lain. Maka tak heran bila beberapa
hubungan yang terjalin di antara sahabat akan lebih dekat dibandingkan dengan
saudara sedarah.
Sumber :
Chaerunnisa,.
& Rachmawati, D. (22 Juni 2017). Studi:
hubungan persahabatan bisa lebih baik dari keluarga. Diambil dari : https://www.suara.com/
Darwin, M. (9
Mei 2016). 5 peran penting
sahabat di dalam hidup. Diambil dari : https://intisari.grid.id/
Lutfiyah,
N. (2017). Hubungan antara dukungan sosial dengan subjective well-being pada
anak jalanan di wilayah depok. Jurnal
Psikologi, 10(2), 152-159.
Roellyana,
S. (23 Desember 2012). Apa yang membuat
kita merasa cocok dengan sahabat ?. diambil dari : https://www.kompasiana.com/
Rohmad.
(2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada
mahasiswa fakultas psikologi universitas muhammadiyah surakarta (Skripsi). Diambil
dari : http://eprints.ums.ac.id/
EDITOR : DINA ARIANI
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.