Jiwa yang Merdeka


Oleh
Novi Susanti

Kekuatan untuk bangkit.
Harapan untuk bertahan.
Aku ingin lepas dari jiwa yang terjajah.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Setiap individu dalam proses perjalanan hidupnya akan menghadapi berbagai tantangan. Ada yang mengikuti, ada juga yang melawan arus kehidupan. Bahkan ada yang memilih untuk menyemplungkan diri sepenuhnya. Menikmati setiap yang terjadi. Merasakan segala yang tersuguh.

Individu seyogianya pandai dalam mengatur. Mengenal. Mengembangkan potensi dengan segala atribut diri yang telah dilekatkan padanya oleh Sang Khalik untuk menjadi manusia yang merdeka.

Kemerdekaan adalah hak untuk mengatur diri sendiri dengan selalu mengingat pada syarat-syarat tertib damainya hidup bersama dan bersesama dalam masyarakat. Kemerdekaan diri perlu memerhatikan nilai-nilai hidup yang luhur, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kemerdekaan seyogianya menjadi dasar untuk mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam suasana seimbang serta selaras dengan masyarakat [1].

Jiwa yang merdeka berarti mempunyai hak untuk melakukan berbagai hal secara lepas dan bebas dengan adanya tanggung jawab. Sehingga, kebebasan dan kemerdekaan tidak terlepas dari perasaan sadar akan kewajiban terhadap Maha Pencipta dan hak sesama manusia serta peraturan-peraturan agar setiap orang tidak bertindak sesuka hati. Individu yang mempunyai jiwa merdeka harus mampu memimpin diri, keluarga, dan memimpin masyarakat serta bangsa sesuai dengan kodratnya [1].

Individu yang memiliki jiwa yang merdeka tidak akan melakukan tindakan yang dapat menyakiti orang lain secara fisik, psikis, dan lain sebagainya baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap tutur tindak yang dilakukan telah dipikirkan konsekuensi dan risiko yang akan dihadapi dengan matang. Terlebih dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, tidaklah harus bertemu langsung untuk bisa menyakiti orang lain.

Pada saat sekarang ini, informasi dan teknologi sebagai hasil perkembangan zaman telah menjadi faktor yang amat dominan dalam masyarakat hampir di seluruh dunia. Memang bukan pada masa kini informasi dan teknologi penting bagi kehidupan manusia. Sejak semula informasi sudah menentukan perkembangan individu dan masyarakat. Sulit membayangkan manusia dapat mengenal diri dan sekitarnya serta memprediksi situasi yang akan dihadapi tanpa informasi. Informasi dan teknologi adalah dua hal yang tak mungkin dipisahkan. Berkat kemajuan teknologi, informasi menyebar secara cepat dan telah mampu mengubah bentuk kehidupan masyarakat [2].

Media sosial merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Melalui media sosial yang semakin banyak berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah. Informasi dalam bentuk apa pun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat sehingga memengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya suatu bangsa. Melalui media sosial, manusia diajak berdialog, mengasah ketajaman nalar dan psikologisnya dengan alam yang hanya tampak pada layar, namun sebenarnya mendeskripsikan realitas kehidupan manusia. Namun, tidak disangkal bahwa pesan-pesan yang ditayangkan melalui media elektronik dapat mengarahkan khalayak, baik ke arah perilaku prososial maupun antisosial [3].

Informasi yang dapat diakses melalui media sosial kini telah menjadi jendela baru bagi semua generasi dalam menyaksikan perkembangan dunia. Segala informasi dapat diakses dengan mudah. Media sosial menjadi wadah untuk berekspresi. Sejauh ini media sosial telah mengubah banyak hal dengan memberikan dampak besar bagi kehidupan manusia. Dampak yang diakibatkan merupakan irisan antara hal yang positif dan negatif. Semua tergantung pada individu dalam memanfaatkannya.

Segala aktivitas yang dilakukan dapat dengan mudah diketahui oleh orang lain. Bahkan publik dapat mengetahui berbagai hal tentang diri meski tidak bertemu langsung. Hal ini dapat menjadi pemicu munculnya perilaku cyber bullying dengan menyakiti orang lain, yang dilakukan melalui media sosial. Menjalani hidup tidak dapat dipungkiri bahwa kita akan menemukan orang-orang yang barangkali berbeda dan tidak sejalan dengan yang kita pahami. Namun, hal yang perlu menjadi perhatian khusus bahwa kita dapat mengontrol diri dalam menyikapi perbedaan dan ketidaksesuaian dengan orang lain. Sebab, kendali ada dalam diri kita sendiri. Oleh karenanya, tidak perlu untuk menyakiti orang lain atas dasar perbedaan dan ketidaksesuaian. Toh, nyatanya Tuhan telah menciptakan kita baik adanya, unik, dan berharga dalam perbedaan.

*******************************
Individu yang merasa dirinya telah menjadi manusia yang merdeka tidak bertindak sesuka hati sehingga melupakan hak orang lain yang juga perlu memiliki jiwa yang merdeka. Setiap tutur tindak yang dilakukan tidak menciptakan perasaan takut, tekanan, dan belenggu pada orang lain yang dapat melahirkan jiwa yang terjajah. Merdeka berarti bebas dan lepas. Tidak lagi terbelenggu, tertekan, dan hidup di atas telunjuk orang lain. Merdeka hanya untuk mereka yang tegas terhadap diri sendiri.






Editor: Syura Muhiddin
REFERENSI
1.      Agus, C. (2018). Pendidikan Jiwa Merdeka. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada diakses dari http://acahyono.staff.ugm.ac.id/2018/05/pendidikan-jiwa-merdeka-prof-dr-cahyono-agus.html
2.      Pandie, M. M. & Weismann, I. Th. J. (2016). Pengaruh Cyber bullying di Media Sosial Terhadap Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying pada Siswa Kristen SMP Nasional Makassar. Jurnal Jaffray. Vol. 14, No 1.
3.      Sunarto, K. (2000). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fak Ekonomi Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.