Open Submission - Agustus - Ketika Aku Takut Untuk Healing
Ketika Aku Takut untuk Healing
Sanvia Dwi Navilla
Dulu aku menganggap healing adalah
suatu hal yang menyakitkan dan tak ada cara lain untuk mengatakannya. Aku
menganggap ketika seseorang melakukan healing berarti ia akan menghadapi
hati yang telah terluka dan merasakan sakit ataupun penderitaan lagi. Ketika
aku menghidupkan kembali luka masa lalu melalui healing, aku
mengibaratkannya sebagai menuangkan cuka ke dalam luka. Benar-benar mengakui
rasa sakit dan merasakan sakit hati daripada mendorong diri ini untuk pergi
berlari.
Dari situ aku takut. Aku takut untuk healing,
karena healing adalah perjalanan menceritakan luka masa lalu. Ketika aku
healing, aku harus menanggung kerugian yang signifikan tanpa ada seorangpun
yang menemaniku. Tanpa ada seorangpun disana yang dapat menghapus air mataku
dan memberitahu bahwa semuanya akan baik-baik saja. Terkadang aku menganggap healing
bisa secara terus-menerus mengerahkan upaya dan energi ekstra untuk
melakukan hal-hal yang biasa menjadi kebiasaanku tanpa menunjukkan emosiku,
hanya bisa menawarkan senyum palsu dan tawa kosong. Tetapi disisi lain, proses healing
mengajakku untuk tidak menekan emosional panjang yang tersimpan,
menumpahkan semua perasaan, pertanyaan, dan pikiranku. Healing dapat
bermanfaat untuk belajar mengambil langkah kecil untuk ke depan, bahkan ketika
aku merasa dunia ku runtuh dan hatiku hancur lagi dan lagi, setiap hari. Dan healing
yang aku lakukan dapat membuatku kuat untuk menghadapi semua rasa sakit ini
tanpa mengetahui kapan aku akan menemukan rasa lega. Ibarat seperti mendaki
gunung sendirian tanpa tahu kapan puncaknya akan terlihat. Dan inilah yang
membuat healing begitu menakutkan bagiku.
Namun, terlepas dari betapa menakutkannya healing
dan betapa mengerikan rasa sakitnya. Aku mencoba untuk tidak terlalu takut.
Mencoba untuk tidak terlalu takut untuk menjadi lebih baik. Karena aku tahu
bahwa tak takut untuk menjadi lebih baik, berarti mengakui dan menerima bahwa
apa yang telah hilang akan pergi selamanya, dan aku tahu ini akan terasa begitu
menyakitkan bagiku. Aku tahu bahwa diriku belum siap untuk menerima kenyataan
ini. Dan aku tak harus melupakan apa yang terjadi di masa lalu sehingga hati ku
terluka. Aku tahu betapa takutnya diriku untuk memulai healing. Tetapi
aku ingin diriku tahu bahwa aku akan menjadi lebih baik dan bahwa aku
bener-benar layak untuk menjadi lebih baik. Aku berhak menjalani hidup tanpa
mereka yang telah melukaiku. Karena pada akhirnya, mereka tak ditakdirkan
untukku dan aku pantas mendapatkan sesuatu untuk menjadi lebih baik. Aku
ditakdirkan untuk lebih dari luka masa lalu. Aku ditakdirkan untuk hidup yang
penuh dengan cinta yang tepat dan terbaik bagiku
Jadi, ketahuilah bahwa aku mengerti
mengapa diriku takut untuk healing. Dan tak apa-apa jika diri ku merasa
takut. Aku tahu luka masa lalu ini sangat mungkin salah satu hal tersulit yang
harus aku lalui. Tapi percayalah ketika aku mengatakan bahwa suatu hari aku
akan menjadi lebih baik. Hati yang telah berlubang akan menutup. Kekosongan
akan menjadi penuh lagi. Kehancuran akan membaik pada waktunya. Dan hidup akan
menjadi lebih indah dari sebelum aku terluka. Aku akan menemukan cinta dari
diri sendiri dan itulah cinta yang tepat dan terbaik bagiku. Dan aku akan
menemukan kehidupan yang lebih baik. Suatu hari aku benar-benar akan menjadi
lebih mudah untuk menerima dari kehilangan yang terjadi. Saat aku merasa ada
yang hilang dalam kehidupanku, aku akan berikan ruang dalam hidupku untuk
kebaikan. Berikan ruang dalam hidupku untuk hal-hal menjadi lebih baik. Berikan
ruang dalam hidupku agar aku tumbuh ke arah yang lebih baik. Aku tahu bahwa healing
terasa sulit dan buruk, tetapi healing adalah hal yang indah. Healing
berarti mengisi ruang yang rusak dengan berlian. Healing berarti
menemukan kebahagiaan di tempat yang dulunya hanya terasa kosong, healing berarti
berdamai dengan sesuatu yang sulit dan menemukan kekuatan dalam diriku untuk
bertumbuh. Healing berarti mengakui keindahan yang dibawa seseorang ke
dalam hidupku tetapi memahami bahwa masih banyak lagi keindahan yang akan
datang untukku, mungkin dengan cara yang berbeda dari yang aku harapkan. Jadi,
tolong untuk diriku, tak perlu terlalu takut untuk healing. Rasakan
perasaan yang dirasa, hadapi yang membuatmu terluka dan ketahuilah bahwa aku
lebih kuat dari yang aku kira.
Dan ketika aku healing, ketahuilah
bahwa tak apa-apa untuk melaluinya walau pahit. Tak apa-apa untuk mengakui
bahwa aku mengharapkan seseorang untuk menemaniku. Tak apa-apa untuk meneteskan
air mata. Aku kehilangan sesuatu yang aku pikir takkan pernah hilang. Aku
kehilangan sesuatu yang aku harapkan menjadi bagian dari skenario cerita
kehidupanku untuk selamanya. Dan terkadang ketika aku mengalami kehilangan
memang aku layak untuk sedih tanpa harus berlarut-larut.
Aku layak untuk healing. Aku layak
untuk menjadi lebih baik. Aku berhak untuk terus tumbuh dan menjadi versi
terbaik dari diri ku, bahkan jika aku masih merasa sendirian. Aku layak untuk
merasa kuat dan berani. Aku layak untuk mendapatkan cinta kembali dengan diriku
sendiri. Aku tahu bahwa suatu hari aku tidak akan merasa begitu berani atau
begitu siap untuk healing. Aku tidak akan merasa siap untuk menghadapi
rasa sakitnya. Saat ini ketahuilah bahwa tidak apa-apa untuk melakukannya
dengan perlahan-lahan. Tidak apa-apa untuk meluangkan waktu jeda terhadap diri
sendiri. Tidak apa-apa untuk healing dengan perlahan-lahan. Tak perlu
terlalu keras pada diri sendiri. Dan tak perlu menyalahkan diri sendiri jika
aku masih merasa terluka selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Aku tidak
lebih lemah untuk meluangkan waktu untuk healing.
Dan ketahuilah bahwa tak ada titik tetap
dimana aku bisa menjadi lebih baik. Mungkin tak ada pagi di mana aku akan
terbangun dan ketika aku benar-benar baik-baik saja lagi. Tak ada momen ketika
aku merasa telah selesai healing, dan ketika aku akhirnya masih menetap.
Healing terjadi dalam serangkaian momen yang panjang. Kemenangan kecil,
langkah kecil di sepanjang jalan. Serangkaian kemenangan kecil di mana aku
melihat secercah cahaya dalam kegelapan. Serangkaian momen dimana aku
benar-benar menerima semua tentang luka masa laluku dan merasa hidup kembali.
Serangkaian momen di mana aku merasa ingin menangis, dan kemudian ingat bahwa
mungkin aku baik-baik saja, bahwa aku aman, bagaimanapun juga. Healing akan
terjadi dalam semua momen yang sangat kecil namun bermakna. Dan terkadang,
tidak masalah jika aku akan mundur selangkah. Karena aku tahu diriku akan
mengambil dua langkah ke depan.
Pada saatnya aku akan mulai menghargai hal-hal
yang dulu aku sukai, hal-hal yang sudah terlalu lama aku abaikan. aku akan
mulai mengingat seperti apa kebahagiaan itu, dan aku akan mulai merasakannya.
Aku akan ingat bagaimana rasanya baik-baik saja dengan menjadi diri sendiri dan
aku akan ingat bagaimana kehidupan yang berharga masih bisa terasa. Dan aku
akhirnya akan memiliki harapan bahwa segala sesuatu masih bisa menjadi lebih
baik. Dan di suatu tempat di sepanjang jalan, aku akan mulai menemukan
kedamaian dengan luka masa laluku.
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.