Open Submission September - Sebentar Lagi, Jangan Berhenti - Mia Amelinda
Sebentar Lagi, Jangan Berhenti
oleh Mia Amelinda
Pandemi merupakan sesuatu yang telah mengubah hidup banyak
orang. Aku, kamu, dan mereka. Bagi saya pandemi merupakan salah satu titik
balik bagi saya dan mungkin kesempatan saya ke arah yang lebih baik. Lahir di
keluarga yang dituntut sempurna dengan keadaan metal yang tidak stabil tidak
lah mudah. Saya tidak bisa menyalahkan keluarga karena pada jaman dulu isu
kesehatan mental merupakan hal yang tabu. Pada saat awal pandemi saya
dihadapkan bahwa saya dikhianati oleh orang terdekat saya dan juga menjadi korban
cyber stalking. Sangat ingin berbicara dengan orang tua namun saya cukup
trauma dengan respon yang sekiranya malah membuat saya semakin terguncang.
Sakit? pasti. Marah? pasti. Dengan keadaan tidak mengenakkan ditambah dengan
pandemi seringkali membuat saya berpikir apakah hidup saya tidak beruntung?
Apakah saya tidak bisa mempunyai support system yang baik?.
Namun, setelah dipikir-pikir biasanya orang yang sukses pasti
melalui banyak air mata dan luka di dalam perjalanannya. Dihadapkan situasi
yang sangat tidak nyaman tentu saya tidak mau kalah. Sering ingin menyerah tapi
sepertinya apa yang terjadi di hidup kita bukan hanya kebetulan belaka kan?.
Menyerah atau kembali menjadi lebih kuat?. Berhenti atau mencari kesempatan?.
Katanya turns a lemon into a lemonade. Tentu saja tidak mudah seperti
membalikkan telapak tangan. Saya tidak ingin kenangan buruk cuma menjadi
kenangan. Sempat mengenyam pendidikan di salah satu kampus terbaik mungkin
kejadian buruk ini merupakan jalan saya untuk mengaplikasikan ilmu yang
dipelajari. Mungkin saja ini sebuah jalan kembali ke mimpi besar saya sejak
kecil.
Saat masih kuliah, saya sempat bilang di suatu acara “Sebagai
anak muda saya semaksimal mungkin berkecimpung di isu sosial karena suatu saat
semakin dewasa bisa jadi saya lupa karena tertarik dengan topik yang lain”.
Mengingat perkataan saya jaman dahulu rasanya ini jalan dari Tuhan untuk
kembali ke mimpi saya. Rasanya ingin bersekolah lagi dan mempelajari lebih
dalam tentang isu yang saya alami sendiri. Langkah awal yang saya lakukan
adalah saya menerima bahwa kesehatan mental saya sedang tidak baik-baik saja.
Meminta bantuan kepada teman-teman dekat yang berkecimpung di isu bullying,
gender, dan kesehatan mental. Pertama kalinya di dalam hidup saya memberanikan
diri untuk konsultasi dengan psikolog. Tentunya tidak mudah. Terbiasa untuk
memperlihatkan bahwa sedang baik-baik saja. Perlu waktu untuk diri saya
menerima dan mengatakan yang sesungguhnya. Terbiasa rebound dengan
cepatnya. Orang-orang bilang keren padahal rapuh di dalam.
Saya yakin saya bukan satu-satunya penduduk di negara ini
yang pusat masalah kesehatan mentalnya terletak pada keluarga. Saya ingin
mengubah luka saya menjadi sesuatu yang dapat menolong orang lain. Belajar
mengenai Kekerasan Berbasis Gender Online dan kesehatan mental. Vakum di isu
sosial selama 7 tahun dan ingin memulainya lagi tidaklah mudah. Namun, words
of affirmation itu benar adanya. Ketika berusaha memulai sesuatu yang baik
selalu ada jalannya. Mulai bertemu dan berbicara lagi dengan teman-teman yang
ahli di bidangnya masing-masing. Berbagi informasi positif melalui konten
walaupun pengikutnya belum banyak. Energi positif memang tidak main-main
efeknya. Saya bahagia dan saya menerima keadaan saya.
Boleh menangis, boleh marah, boleh kecewa. Tidak harus
dipaksakan good vibes saat itu aja. Namun, setiap fase kehidupan pasti
ada maksud tertentunya seperti orang yang datang dan pergi. Sakit pasti,
istirahat boleh tapi jangan sampai berhenti. Bisa jadi masalah yang hadir
merupakan “titipan” dan kita adalah orang-orang beruntung yang dapat
melaluinya. Seperti harta yang dititipkan dan dibagi kepada orang yang
membutuhkan. Masalah yang datang lalu diolah menjadi solusi setelah
mengalaminya dan dibagi informasinya ke orang yang sedang mengalami masalah
yang sama. Hidup ini katanya tentang berbagi. Berbagi tidak melulu tentang
harta. Untuk kamu yang sedang mengalami masalah dan di titik terberatnya. Kamu
adalah orang terpilih yang pada akhirnya akan membagikan solusi kepada orang
lain. Berat memang. Tolong sabar yah. Sebentar lagi.
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.