RILIS KEGIATAN TALKSHOW HALOMAGZ
TALKSHOW HALOMAGZ
“Mencapai Kesejahteraan Psikologis melalui Keselarasan dengan
Alam di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru”
Hari, tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021
Waktu : Pukul 09.10 – 12.20 WIB
Tempat : Zoom cloud meetings
Pada hari Sabtu, tanggal 16 Oktober 2021 lalu, telah dilaksanakan acara “TALKSHOW HALOMAGZ” dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Talkshow Halomagz ini mengangkat tema “Mencapai Kesejahteraan Psikologis melalui Keselarasan dengan Alam di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru”. Materi tersebut dibawakan oleh Ibu Yopina G. Pertiwi, Ph.D yang membawakan materi perspektif psikologis dan kak Aditya Darmarastra Rudiawan, S.T yang membawa materi perspektif arsitek. Jalannya sesi Talkshow bersama pemateri dipimpin oleh Kak Alifia Faza Salsabiila sebagai Moderator, kegiatan acara dipandu oleh kak Masyitha Nur Ramadhani, S.Psi selaku Master of Ceremony (MC).
Sebelum kegiatan dimulai, MC dengan menyapa para peserta dan pemateri yang hadir dilanjutkan pemaparan promosi oleh sponsor dari Inez Cosmetic. Kemudian, MC memperkenalkan moderator (Alifia Faza Salsabila) dan narasumber (Yopina G. Pertiwi, Ph.D dan Aditya Darmarastra Rudiawan, S.T.). Moderator mengambil alih jalannya acara dengan memperkenalkan narasumber pertama yaitu Yopina G. Pertiwi, Ph.D.
Gambar 1. Pembukaan Kegiatan
a. Narasumber pertama menyampaikan materi “Back to Nature is the New Normal”. Pemateri memfasilitasi penggunaan menti meter dengan pertanyaan:
- Aktivitas apa sajakah yang bisa dilakukan di alam terbuka?
Jawaban dari peserta: piknik, camping, makan, gathering, naik gunung, wisata, berolahraga, bengong, tadabur dan tafakur alam, refreshing, ngopi, foto-foto alam, BBQ-an, ngobrol, bersantai, star gazing, kontemplasi, quality time dengan pacar, duduk mengamati, lompat, tiduran, jalan-jalan, dan berolahraga.
b. Back to Nature: Why?
Keterhubungan dengan green space dapat memengaruhi kognitif dan happiness
- Kognitif
1. Meningkatkan perkembangan kognitif dan kontrol diri pada anak
2. Meningkatkan atensi
3. Meningkatkan working memory, fleksibilitas, kognitif dan kontrol atensi
4. Memiliki perfoma lebih baik pada tes kognitif
- Happiness
1. Meningkatkan kebahagiaan, kesejahteraan subjektif, afeksi positif, interaksi sosial yang positif, serta makna dan tujuan dalam hidup
2. Mengurangi risiko gangguan psikologis, termasuk depresi, mood disorder, skizofrenia, eating disorder, dan penggunaan zat adiktif
3. Menurunkan tingkat kortisol (stress hormone)—bahkan secara fisiologis dapat tampak bahwa tingkat stres individu berkurang
4. Manfaat tersebut muncul bahkan hanya dengan melihat gambar alam terbuka dan melalui virtual reality
c. Connectedness is more than a mere experience.
Terhubung dengan alam bukan hanya mengenai keberadaan, tapi juga merasakan.
d. Connection with nature
Beberapa hipotesis (dari teori) menyatakan bahwa terhubung dengan alam merupakan:
- Dorongan alami (innate drive),
- Mengurangi stres (stress reduction) jadi kita ingin kembali ke alam, dan
- Mengembalikan fokus (attention restoration)
e. Back to nature: During Pandemic
- Keterhubungan dengan alam meningkatkan persepsi positif terhadap pandemi (Haasova et al., 2020)
- Individual yang terhubung dengan alam lebih patuh terhadap rekomendasi kesehatan dan keamanan (Haasova et al., 2020)
- Anak-anak yang tingkat keterhubungannya dengan alam menunjukkan permasalahan psikologis seperti kesedihan dan kecemasan (anak di usia menengah ke atas semakin terhubung dengan alam, sedangkan anak di usia menengah ke bawah semakin kurang koneksi dengan alam) (Friedman et al., 2021)
f. Back to nature: Activities
Berbagai aktivitas yang dapat dilakukan yaitu berdiam di sekitar alam, berwisata ke alam, bersepeda melintasi alam, dan menghabiskan waktu menatapi alam (mencari green space). Ada banyak kegiatan yang bisa membuat individu terkoneksi dengan alam, namun banyak yang belum menyadari.
g. How long is good enough? (tanggapan dari peserta: secukupnya, selama-lamanya, dsb)
Beberapa penelitian menunjukkan berbagai rentang waktu yang cukup untuk individu terhubung dengan alam, yaitu:
- Self report study: 120 menit per minggu (White et al., 2019)
- Systematic review: paling sediki 10-20 menit hingga 50 menit dengan duduk ataupun berjalan di alam (Meredith et al., 2020)
- Experimental with salivary biomarkes: 20-30 menit selama tiga kali dalam sepekan mengurangi tingkat kortisol
h. Theory of planned behavior
Apabila individu belum memulai, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah intensi (niat). Adapun intensi ini dipengaruhi oleh kognitif berupa sikap, norma subjektif, dan persepsi terhadap kontrol serta asosiasi afektif. Sebagai contoh aktivitas going outdoors:
Intensi à saya berniat untuk pergi ke alam terbuka setidaknya seminggu sekali.
Intensi ini muncul dari pengaruh:
- Sikap à saya tahu bahwa pergi ke alam terbuka itu penting bagi saya
- Norma subjektif à teman-teman saya suka pergi ke alam terbuka
- Persepsi terhadap kontrol à saya punya waktu dan tahu tempat untuk sesekali pergi ke alam terbuka
- Asosiasi afektif à pergi ke alam terbuka membuat saya senang
i. Back to nature : apa yang bisa dilakukan
- Being with nature is good
- It’s not a work of one individual, but collective effort
Membangun perasaan senang terhadap alam perlu dimulai dari masa kanak-kanak.
j. Reflection: don’t just take it for granted
Ada banyak kesempatan kita di Indonesia karena banyaknya green space, namun kita belum memanfaatkannya dengan baik. Maka dari itu better use it wisely.
Let’s go back to nature! Namun tetap mengingat protokol kesehatan
I. Setelah pemaparan pemateri pertama dari Perspektif Psikologi, moderator mengembalikan ke MC untuk memandu jalannya games yaitu Rumah Impian. Peserta diminta untuk berimajinasi rumah impian yang diinginkan dengan menuliskannya di-chat. Imajinasi menarik akan memperoleh merchandise dari panitia yang akan diumumkan pada akhir sesi. Beragam jawaban yang diberikan peserta melalui chat zoom dan jawaban yang menarik serta unik akan dipilih 3 untuk mendapatkan doorprize dan hadiahnya. MC menyampaikan ke peserta untuk bisa merilekskan tubuh sebelum masuk ke materi selanjutnya. Narasumber kedua menyampaikan materi terkait “Studi Kasus: Ruang Terbuka Publik Kawasan Situ-Front City Cibinong”
a. Latar belakang
- Dimanapun kota membutuhkan ruang publik untuk berkumpul, beraktivitas, menyalurkan hobi dan berkreasi (begitupun kasus di Cibinong).
- Terdapat potensi bentang alam sebanyak 17 situ (danau) di Kota Cibinong Raya yang dapat menghasilkan konsep pengembangan Kota Cibinong Raya dengan poros atau arah orientasi waterfront (Situ front).
- Dibutuhkan prinsip desain ruang terbuka yang juga bisa menanggulangi keadaan pandemi saat ini.
b. Mengapa keselarasan alam penting untuk kesehatan fisik dan mental
- Relaksasi dan pemulihan - Penyangga kebisingan dan polusi udara
- Modal sosial - Mengurangi urban heat island
- Peningkatan imunitas - Peningkatan perilaku pro alam/lingkungan
- Peningkatan aktivitas fisik - Optimalisasi sinar matahari untuk kesehatan
c. Efek ruang terbuka oleh ahli landscape architecture
- Emily Rugel: efek ruang terbuka publik alami secara konsisten berhubungan dengan komponen yang berhubungan dengan kesejahteraan mental seperti stres, kecemasan dan suasana hati
- Betsy Severtsen: ruang terbuka dapat membantu pemulihan mental seperti mengurangi emosi negatif dan mencegah pikiran stres. Selain itu, pasien pasca operasi yang menikmati pemandangan alam di ruang terbuka ditemukan lebih sedikit komplikasi dan dosis obatnya dibandingkan pasien yang berada dalam ruangan
d. Pemateri memberikan waktu peserta untuk mengamati empat gambar dan membandingkannya dengan memilih antara gambar 1,2,3 (tepuk tangan) dan gambar 4 (jempol). Berdasarkan penghitungan, ada banyak peserta yang memilih gambar 1,2,3 dan hal ini menunjukkan bahwa memang sifat kita itu untuk kembali ke alam.
e. Kondisi Situ Front City
Terdapat tiga danau yaitu Situ Cikaret, Situ Kebantenan, dan Situ Pemda yang nantinya akan dibuat CBD (pusat kota berorientasi ke danau) dengan menggabungkan Situ Cikaret dan Situ Kebantenan menjadi lebih besar. Kondisi lingkungan masih terjaga, baik pepohonan maupun flora dan fauna. Pada tempat ini ada beberapa tata bangunan juga seperti kesehatan, kesenian dan sebagainya. Selain itu, juga ada fasilitas pejalan kaki di sekitar danau dan juga individu biasa beraktivitas dengan menggunakan sepeda. Beberapa aktivitas lainnya yang bisa dilakukan di sekitar danau seperti memancing, mendayung dan aktivitas air lainnya. Namun masih banyak penjual kaki lima yang membuat kerumunan.
f. Ilustrasi Desain
- Komponen analis: hasil observasi, hasil wawancara (dengan ahli), protokol kesehatan, peraturan dan master plan SFC.
- Elemen aktivitas
Ruang tebuka perlu adatif di masa adaptasi kebiasan baru sehingga diperlukan pusat kegiatan yang tersebar. Selain itu perlu terintegrasi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial utamanya pada keadaan darurat. Beberapa desain yang dibuat agar bisa adaptif di masa pandemi misalnya playground, spot piknik, plaza, skate park dan lainnya.
- Elemen Fungsi
Terdapat dua jenis fungsi pada ruang terbuka publik. Pertama adalah multifungsi (pusat kuliner, ruang kreatif, tarian, sarana edukasi, rekreasi, dan sarana olahraga) dan kedua adalah tambahan multifungsi saat darurat seperti pada keadaan pandemi maupun bencana lainnya (ruang evakuasi, fasilitas kesehatan darurat, dapur umum, dan ruang darurat sesuai kebutuhan).
- Elemen Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau perlu sehat (untuk mengurangi transmisi seperti penerapan protokol kesehatan, pencahayaan alami, sirkulasi udara dan punya sanitasi publik), inklusif (untuk semua kalangan, ramah anak dan lansia serta difabel dan menggunakan material higienis), dan atraktif (ada dek perahu dan promenade, ruang aktivitas air, punya unsur budaya dan ruang kesenian dan kebudayaan).
- Elemen biodiversitas
Fitur alam dapat dimanfaatkan sebagai aktraksi untuk berwisata bisa dilakukan dengan mempertahankan biodiversitas (penanaman pohon atau tebar benih ikan, penghijauan untuk mengundang fauna dan area konservasi flora dan fauna), menggunakan konsep water sensitive urban design (untuk wilayah yang memiliki lahan perairan seperti lahan terbuka resapan air hujan, infrastruktur pengolah air, wetland, koam tangkapan air dan penggunaan paving block berpori) dan memiliki sarana edukasi biodiversitas (ekowisata edukatif).
- Elemen penjarakan
Jarak antara manusia di tempat umum adalah 1 – 2 meter. Hal ini dilakukan dengan menerapkan marka jalan.
- Elemen mobilisasi
Mobilisasi dipusatkan untuk fasilitas non-vehicle (tidak bermesin). Hal ini dapat dilakukan dengan membuat fasilitas pejalan kaki, sepeda, promenade (jalur pejalan kaki dekat air), transportasi air dan listrik (futuristik) yang lebih luas.
- Elemen perabot dan penanda
Unsur alam dapat dilibatkan ke desain, misalnya menggunakan pada motif batik, menggunakan bahan bambu, dan sebagainya.
- Elemen parkir
Fitur alam digunakan sebagai bahan atraktif untuk parkir dan bisa menjadi fasilitas wisata.
- Elemen energi
Alam bisa dimanfaatkan untuk memperoleh energi seperti panel surya dan pemanfaatan air baku sehingga dapat lebih hemat energi.
- Elemen sanitasi
Pengolahan sampah yang lebih bersi dan sanitasi publik untuk menghindari transmisi.
- Elemen konstruksi
Kontruksi yang aman dan nyaman saat pandemi perlu menggunakan material sehat dan higienis.
- Elemen digital
Penggunaan artificial intelligence dan internet of things yang terhubung dengan berbagai aplikasi-aplikasi penting.
g. Kesimpulan
Untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis pada adaptasi kebiasaan baru diperlukan desain menarik, menerapkan fitur alam, dan menerapkan protokol kesehatan.
Moderator memandu sesi diskusi kemudian menyampaikan kesimpulan. Kita kembali ke alam untuk me-refresh diri kita karena banyak dari kita yang mungkin merasa bosan maupun jenuh di rumah. Jadi intinya, sempatkan waktu kita sedikit maupun banyak untuk berinteraksi dengan alam agar kita bisa melepaskan stres pada diri kita.
Moderator mengembalikan ke MC untuk memandu acara selanjutnya. Kegiatan launching Halomagz oleh Ketua Redaksi: Daniel. Halomagz merupakan majalah tahunan yang dirilis oleh Halo Jiwa. Halomagz ini akan membahas artikel mengenai “Biophilic Workspace Decor untuk Mereduksi Mental Fatigue di Lingkungan Kerja” dan “Enjoying The Naturalness Biodiversity untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Kebahagiaan Psikologis”. Kemudian ada beberapa tips untuk meningkatkan wellbeing melalui koneksi dengan alam. Halomagz ini juga dilengkapi review buku (“A little Book of Japanese Contentments”), review film yang bertemakan bersahabat dengan alam (“Little Forest”), puisi (“Damai dalam Renungan Merayakan Semesta”), cerpen (“Langit Malam”), dan berbagai quotes serta fotografi berkaitan dengan alam.
Foto bersama yang dipandu oleh MC dan Panitia. MC mengingatkan peserta untuk pengisian form daftar hadir dan evaluasi.
Gambar.2 Dokumentasi Kegiatan
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.