oleh : Regina Hijriani
[ MENTAL HEALTH ]
Kesehatan mental yang baik untuk individu
merupakan kondisi dimana individu terbebas dari segala jenis gangguan jiwa, dan
kondisi dimana individu dapat berfungsi secara normal dalammenjalankan hidupnya
khususnya dalam menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang mungkin
ditemui sepanjang hidupnya. Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi
dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat
kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja
secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Menurut Santrock (1999) penyebab gangguan
jiwa pada umumnya dikategorikan menjadi aspek jasmaniah atau biologi seperti
contohnya keturunan, kegemukan yang cenderung psikosa manik depresi dan dapat
pula menjadi skizofernia, tempramen karena orang yang telalu sensitif,
penyakit, dan cedera tubuh.
Kesehatan mental atau kejiwaan merupakan
hal vital bagi manusia sama halnya seperti kesehatan fisik atau tubuh pada
umumnya. Dengan sehatnya mental atau kejiwaan seseorang maka aspek kehidupan
yang lain dalam dirinya akan bekerja secara lebih maksimal.
Indonesia sebagai negara yang terus
berkembang dalam berbagai aspek menjadikan masyarakatnya semakin modern, yang
identik dengan meningkatkatnya tuntutan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi
sehingga berdampak pada tekanan yang berlebihan di pikiran masyarakat, sehingga
menjadi rentan terkena stress yang secara tidak langsung (sedikit-banyak) dapat
menimbulkan gangguan kesehatan mental atau kejiwaan.
Penderita gangguan kesehatan mental masih
dianggap sebagai hal yang memalukan atau sebuah aib bagi keluarga atau kerabat
yang salah satu anggota keluarga mengalami gangguan kesehatan mental atau
kejiwaan. Masyarakat Indonesia beranggapan bahwa gangguan kesehatan mental atau
kejiwaan tidak dapat disembuhkan sehingga bagi penderitanya layak dikucilkan.
Kuatnya stigma negatif masyarakat pada
penderita gangguan kesehatan mental menjadikan penderita tidak mendapatkan
perawatan yang sesuai. Dianggap sebagai sebuah aib, keluarga penderita gangguan
kesehatan mental lebih memilih mengurung anggota keluarga yang terkena gangguan
mental di rumah, bahkan masih sering ditemui yang memilih memasung karena
berpikiran bahwa penderita gangguan kesehatan mental dapat membahayakan
keselamatan orang lain.
Dengan stigma negatif tersebut maka akan
sulit institusi kesehatan yang menangani pesoalan ini untuk membantu mereka
yang membutuhkan perawatan. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan
mental,maupun gangguan kesehatanmental menjadikan masyarakat memilih untuk
diam, dan melakukan hal yang sangat sederhana sebagai bentuk pengobatan.
Kurangnya keterbukaan masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental menjadikan
masyarakat terjebak di perspektif masing-masing.
Referensi :
Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A.
S. (2015). Kesehatan mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan
masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental). Prosiding Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat, 2(2).
Author : Regina Hijriani
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.