Monolog - Teruntuk Diriku Di Masa Kecil
Teruntuk
Diriku Di Masa Kecil
Teruntuk aku di masa
kecil; yang masih menggenggam erat setiap ingatan dan pengalaman indah ataupun
buruk ku dimasa lalu
Aku memahami bagaimana
kamu membantuku untuk bisa hidup hingga detik ini
Terimakasih, sudah
bertahan dan menemaniku hingga aku tumbuh dewasa
Teruntuk kamu “inner
child” yang telah membentukku sejauh ini
Aku menyadari bahwa kamu
masih tertinggal jauh disana dengan segenggam luka.
Terimakasih telah
mengemban setiap kenangan pahit dan luka yang kita miliki dari orang-orang yang
seharusnya memberikan kita rasa aman.
Aku tahu, seharusnya
hanya ada perhatian dan kasih sayang di masa lalu,
Seharusnya tidak ada luka
dan rasa sakit yang amat untuk diri kita,
Harusnya tidak ada memori
yang membuatmu terhalang untuk tumbuh dewasa.
Selama ini pasti berat
ya?
Sekarang biarkan aku
memahami, menyadari dan menerima dirimu
Wahai diriku, aku
menyesal karena telah memendam perasaan dan emosi negatif ini untuk waktu yang
lama.
Menyesal karena
membiarkanmu menyimpan dan menanggung sendiri luka dan kenangan buruk di masa
lalu.
Tolong maafkan aku karena
tidak berusaha dan mencoba untuk memahami ataupun mendengarkanmu.
Terimakasih telah
bertahan dengan semua memori, kenangan dan luka yang ada.
Terimakasih telah kuat
hingga saat ini.
Aku mencintaimu dan
menyayangi baik ataupun buruknya kamu, mencintai gelap dan terangnya hidup yang
telah kita lalui, mencintai setiap detik perjalanan dimana kamu bertahan hidup
sampai sekarang.
Aku mendengar apa yang
kamu inginkan dan aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian wahai diriku
Kamu bisa tumbuh
sekarang,
Tanpa harus merasa ada
yang salah dengan dirimu,
Tanpa harus selalu
berusaha menyenangkan semua orang,
Tanpa harus selalu merasa
cemas dan bersalah pada orang lain
Tanpa harus selalu
menjadi orang yang sempurna di mata manusia
Tanpa harus menghabiskan
malam dengan kritikan-kritikan untuk diri kita
Serta tanpa harus merasa
takut lagi.
Kamu bisa tumbuh denganku
sekarang
Teruntuk diriku dimasa
lalu, yang masih menyimpan rasa trauma dan takut pada dunia
“I’m
sorry, Please forgive me, thank you, I love you…I’m sorry, Please forgive me,
thank you, I love you”
Credit
by: Tim Edukasi
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.