Psychological First Aid: Cara Menyikapi Mereka Yang Hendak Menyakiti Dirinya Sendiri
Psychological First Aid: Cara
Menyikapi Mereka Yang Hendak Menyakiti Dirinya Sendiri
“Teman saya bilang dia mau
melakukan self-harm, lalu saya harus bagaimana?”
Permasalahan kesehatan mental kian hari
rasanya semakin dekat dengan kita. Teman yang sebelumnya kita kenal terlihat
baik-baik saja, nyatanya memiliki kondisi yang amat sulit dalam kehidupan
sehari-harinya. Mengetahui fakta bahwa ia terbiasa melampiaskannya dengan
menyakiti dirinya sendiri, tak jarang membuat diri semakin khawatir.
Belum lagi, jika secara tiba-tiba mereka
memberikan kabar kepada kita jika mereka hendak melakukannya akibat tak tahan
menahan beban di dada. Mencoba sekuat tenaga untuk melarang dan meyakinkan
bahwa hal tersebut bukan hal baik, namun tanda mengurungkan niat masih tidak
terlihat. Apakah kalian pernah mengalami hal yang sama?
Tentu pada saat yang sama rasa bingung dan
panik kadang kala mendahului, sehingga semakin sulit untuk berpikir secara
rasional. Menghalangi secara langsung mungkin menjadi jawaban. Namun, dalam
kondisi pandemi bertemu secara langsung akan sulit dilakukan. Lalu, apa hal
yang bisa lakukan pada saat itu?
Hal
pertama yang perlu kita lakukan adalah berusaha untuk tetap tenang, tidak
panik, dan menunjukkan rasa peduli. Selanjutnya untuk menyikapinya, hal yang
perlu kamu lakukan adalah dengan menerapkan Psychological
First Aid.
Psychological
First Aid atau pertolongan pertama psikologis adalah suatu cara yang bisa
diterapkan untuk menguatkan seseorang yang berada dalam kondisi krisis, yakni
mengalami tekanan hingga mungkin melakukan self-harm.
Psychological
First Aid sendiri bisa dilakukan oleh siapapun yang memahami caranya.
Sebagaimana pertolongan pertama sederhana yang diajarkan di sekolah dulu, namun
pertolongan pertama yang satu ini adalah dari segi psikologis. Lalu apa saja
yang perlu dilakukan untuk menerapkan Psychological
First Aid.
Mari kita sebut dengan 3L: Look, Listen, and Link.
- Look
Lihat-Amati, hal pertama yang perlu
dilakukan adalah memperhatikan kondisi dan situasi dimana mereka berada. Hal
ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka berada di tempat aman. Misalnya,
memastikan bahwa tidak ada alat berbahaya untuk menyakiti dirinya sendiri.
Jika tak bisa bertemu secara
langsung, hal ini bisa kita lakukan dengan menanyakan beberapa hal berikut:
a. Memastikan
dimana mereka berada.
b. Apa
yang mereka lakukan pada saat itu.
c. Dengan
siapa mereka di tempat tersebut.
Jika mereka berada pada
posisi yang tidak aman, tenangkan mereka dan minta untuk mencari tempat yang
nyaman dan aman untuk berbicara dengan kita.
- Listen
Dengarkan, selanjutnya coba dengarkan
dengan seksama apa yang menjadi beban hati mereka. Namun, tentu dalam proses
ini kita tidak perlu memaksa mereka untuk menceritakan secara langsung. Tetap
berikan waktu dan yakinkan bahwa kita hadir dan mendengarkan mereka dengan baik
tanpa menghakimi apapun yang mereka sampaikan nantinya.
Hal ini bisa kamu lakukan
dengan memberikan pertanyaan berikut:
a. Apa
yang sedang kamu alami?
b. Bagaimana
perasaanmu saat ini?
c. Apa
yang kamu ingin lakukan saat ini?
Ketika mendengarkan cerita,
usahakan untuk menjadi pendengar yang baik dengan cara mendengarkan secara
seksama apa yang mereka ceritakan, berikan validasi atas apa yang mereka
rasakan, serta tunjukkan dukungan kepada mereka. Hal ini bertujuan agar mereka
mampu mengekspresikan emosi dan kekhawatiran yang mereka miliki, sehingga
mereka menjadi lega dan lebih tenang.
Jika mereka menunjukkan
ekspresi diri yang histeris dan menunjukkan ekspresi yang kalut atau emosional,
kita dapat membantu mereka untuk lebih tenang dengan menerapkan mindful breathing, relaksasi otot, atau
kalimat-kalimat menenangkan.
- Link
Hubungkan, setelah mereka terlihat
lebih tenang dan stabil hal yang bisa kita lakukan adalah dengan membantu
mereka untuk menyelesaikan masalah. Beberapa hal yang perlu kamu lakukan adalah
sebagai berikut:
1) Merinci
permasalahan
2) Menentukan
prioritas
3) Merencanakan
apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikannya.
Jika dirasa mereka
membutuhkan bantuan profesional seperti psikiater atau psikolog, berikan
arahan, dukungan, dan pendampingan untuk mendapatkannya.
Daftar Pustaka
WHO. (2011). Psychological first aid: Guide for field workers. Publication: Overview. Diakses pada 11
Desember 2021 dari https://www.who.int/publications/i/item/9789241548205.
CPMH UGM. (2020). Pertolongan Pertama Psikologis: Langkah untuk
Membantu Meredam Luka Batin Seseorang. Artikel Ilmiah Populer. Diakses pada 11
Desember 2021 dari https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/2020/10/12/pertolongan-pertama-psikologis-langkah-untuk-membantu-meredam-luka-batin-seseorang/amp/.
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.