Halo, Teman-teman!
Pasti kamu sudah pernah mendengar istilah “Tes psikologi” ‘kan? Atau mungkin
pernah melakukannya? Di kesempatan kali ini, kita akan belajar bersama
mengenai fakta-fakta tes psikologi yang perlu kita tahu supaya pemahaman kita
terhadap tes psikologi jadi lebih baik lagi. Jadi, apa saja sih fakta terkait
tes psikologi yang akan kita bahas? Kita simak bersama, yuk!
Merupakan salah satu bagian dari proses asesmen
Apa sih proses asesmen itu? Teman-teman, proses asesmen adalah proses awal
yang sangat penting dalam sebuah proses konseling ataupun terapi. Pada saat
proses konseling ataupun terapi, di tahap awal, psikolog terlebih dahulu
akan memahami dinamika permasalahan dari klien yang bersangkutan. Proses
asesmen itu dilakukan dengan menggali berbagai informasi relevan yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien. Bagaimana
cara psikolog untuk mengumpulkan berbagai informasi tersebut? Nah, informasi
tersebut dikumpulkan melalui serangkaian metode, seperti observasi,
wawancara, dan tes psikologi! Jadi, bisa disimpulkan bahwa tes psikologi
merupakan salah satu bagian dari metode asesmen (mengumpulkan informasi).
Sebagai
informasi tambahan, proses asesmen itu sendiri berhubungan dengan proses
penegakan diagnosa. Proses penegakan diagnosa dapat dilakukan apabila
seorang psikolog sudah memiliki pemahaman yang komprehensif terkait gejala
yang tampak pada permasalahan yang dihadapi oleh klien. Oleh karenanya, jika
kita melihat rangkaian proses ini, tentu kita menjadi lebih memahami bahwa
untuk ditegakkannya sebuah diagnosa dari gangguan mental itu sendiri,
dibutuhkan informasi yang komprehensif yang didapatkan dari berbagai macam
metode asesmen.
Tes psikologi memiliki jenis yang beragam dan dapat diaplikasikan di berbagai setting
Teman-teman tentu sudah mengetahui bahwa ilmu psikologi adalah ilmu yang
dapat diaplikasikan di berbagai lini kehidupan manusia. Terdapat tiga
setting utama penerapan ilmu psikologi, di antaranya adalah setting klinis,
pendidikan dan industri. Beberapa contohnya adalah pelaksanaan tes psikologi
berupa tes inteligensi yang banyak dilakukan di setting pendidikan. Tes
Intelegensi bertujuan untuk mengetahui tingkat inteligensi dari tiap siswa.
Selain itu juga terdapat contoh lainnya, seperti pelaksanaan tes psikologi
untuk memprediksi potensi performa seseorang dalam bekerja. Tes psikologi
ini biasanya dilakukan di setting perusahaan yang biasanya dilakukan oleh
tim HRD suatu perusahaan. Jadi, tes psikologi ini memang dapat digunakan di
banyak setting ya, teman-teman. Selain dua contoh di atas, ada juga aplikasi
tes psikologi di setting klinis, salah satu tujuannya untuk mengevaluasi
trait yang cukup stabil, seperti tes kepribadian.
Tes psikologi disusun melalui proses yang terstruktur
Teman-teman tahu tidak? Untuk bisa menjadi sebuah alat tes psikologi yang
siap digunakan, seorang penyusun alat tes psikologi perlu melakukan
serangkaian proses ilmiah dan sistematis terlebih dahulu, lho! Proses ini
dimulai dengan menentukan tujuan pembuatan alat tes. Agar lebih mudah, kita
akan coba memahami melalui sebuah ilustrasi, ya! Contohnya ketika seorang
penyusun alat tes psikologi akan menyusun sebuah alat tes untuk mengukur
inteligensi. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengkajian teori
inteligensi. Setelahnya, soal-soal yang mencerminkan teori yang sudah dikaji
disusun sedemikian rupa. Namun ternyata, prosesnya tidak selesai cukup
sampai di sini, teman-teman! Agar menjadi alat ukur tes psikologi yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya, maka alat tes perlu diuji kevalidannya
dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Terakhir, jika alat tes psikologi sudah
memenuhi pengujian kedua aspek sebelumnya, maka alat tes tersebut sudah
dapat diaplikasikan. Sebagai informasi tambahan, dalam proses pengujian,
mungkin saja terdapat beberapa soal yang tidak memenuhi kedua standar yang
sudah disampaikan. Jika demikian, maka soal tersebut akan ditinjau untuk
kemudian dapat diujikan kembali hingga akhirnya memenuhi standar dan dapat
diaplikasikan.
Nah, teman-teman, bagaimana pandangan kamu setelah mengetahui beberapa
fakta tentang tes psikologi di atas?
Bibliografi
Trait: suatu dimensi yang menetap dari karakteristik kepribadian, hal
tersebut yang membedakan individu dengan individu yang lain (Fieldman dalam
Mastuti 2005).
Validitas: sejauh mana akurasi suatu tes atau skala
dalam menjalankan fungsi pengukurannya (Azwar 2012).
Reliabilitas:
merupakan suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki
tingkat konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan, dan
sebagainya, namun dalam konsep intinya reliabilitas adalah sejauh mana hasil
atau suatu proses pengukuran dapat dipercaya (Azwar 2012).
Ditulis oleh: Luluk Nadiyatun Nadziroh, S.Psi.
Editor: Amanda Marchelyana Senis
Tidak ada komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.