Naskah Monolog: Sakitku Bukan Kegagalanku

 


 

Apakah aku harus pergi, untuk sengaja dicari?

Apakah aku harus hilang, untuk sengaja dikenang? 

Jika hidup semudah itu, aku ingin hidup di dalamnya. 

….

Setiap detik terasa berat bagiku, setiap hari terasa sulit bagiku, setiap bulan terasa capek bagiku, bahkan berganti tahun aku masih tidak baik-baik saja. 

Hai sobat, tahukah kamu? Apa yang ku alami saat ini bukan keinginanku, rasa terperangkap dalam ruang hampa dengan rumitnya pikiranku, aku tidak menghendaki ini….

Tapi.. Kenapa ini terjadi padaku? Aku pun tak tahan diikat dengan stranger voice yang tak tahu dari mana datangnya…

Setiap kali aku mencoba berdamai dengan diri, rasanya sangat sulit.. 

Kata sahabatku, “Jika terasa sulit, tersenyumlah.. ”

Tersenyum adalah media termurah untuk mengalihkan pikiran negatifku… 

Bagaimana bisa aku tersenyum di saat hati berkata tidak?

Bimbang diri tak pernah hilang… 

Apa memang diriku terlalu lemah untuk bertarung? 

Apa memang diriku kurang bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan kepadaku? 

Apa memang sakitku adalah kegagalanku?

Itulah kata mereka di luar sana.. 

Tahukah sobat? Aku juga tidak menginginkan ini terjadi, aku juga benci diriku yang saat ini, aku juga benci dengan kehidupanku, aku juga ingin keluar dari rasa sakit ini….. 

Aku selalu khawatir, tentang bagaimana kamu memandangku.. 

Aku selalu takut, tentang bagaimana kamu membicarakanku.. 

Aku selalu cemas terlihat berbeda dari kalian.

Sempat terlintas di benakku untuk menyerah, karena terlalu capek terjebak di situasi ini. Sampai kapan? 

Aku muak dengan keadaan ini, aku tidak peduli, aku jenuh. 

Tapi, jauh di dalam lubuk hatiku, aku juga ingin tertawa bersenda gurau dengan kalian, aku juga ingin menikmati keramaian yang ada.. 

Sobat, bolehkah aku meminta? Cukup aku yang berhak menilai diriku, cukup aku yang bertarung dengan diriku, cukup aku… 

Bisakah kamu tidak menghakimiku?
Bisakah kamu menerima diriku?
Bisakah kamu memberikan dukungan untukku?

Setidaknya, dengan begitu aku bisa merasa pantas untuk sembuh, aku bisa merasa tidak sendirian, aku bisa merasa banyak yang menungguku dan aku bisa menyudahi kesulitan ini. 

Kalau kamu bertemu aku di luar sana, sampaikan padaku “Aku ini berharga, siapapun aku, bagaimanapun aku, aku bisa melewati ini.”, “Aku bisa menerima ini dan mencintai segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diriku.”, “Aku tidak sendirian.”

Dengan begitu, aku bisa tahu. Kamu, aku, kita masih sama-sama manusia biasa yang tidak sempurna. Mungkin itu sinyal untuk kembali mendengarkan hati. 

Semua kisah di hidupku adalah milikku.

Semua yang terjadi padaku adalah tentang rasa.

“Semoga aku bisa menemukan harapan baru.”

Oleh: Griselda Wodong

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.